A. MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Definisi manusia sebagai mahluk individu sangat mengarah pada karakterisktik khas yang di miliki manusia sebagai mahluk hidup yang membedakan dirinya dengan mahluk yang lain. karakter khas yang miliki setiap individu yakni meliputi fisik, kepribadian, yaitu sifat yang khas yang di miliki seseorang. Sebagai mahluk individu, manusia mempunyai keinginan, kebutuhan, kebiasaan, cita-cita yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kontak social yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negative mengarah pada suatu pertentangan bahkan sama sekali tidak menghasilkan interaksi social.
Interaksi social yang terjadi di antara manusia dapat berupa kerja sama, persaingan, akomodasi dan juga berbentuk pertentangan atau pertikaian.
B. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia sebagai mahluk individu , manusia juga disebut sebagai mahluk social yang berarti manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain, atau dengan kata lain manusia tak kan bisa hidup tanpa bantuan orang lain dengan demikian kita senantiasa saling bekerja sama demi kelangsungan hidup ini. Kemudian interaksi ini berbentuk kelompok di sebut juga dengan ZOON POLITICON.
Istilah terserbut pertama kali di kemukakan oleh Aristoteles yang artinya manusia sebagai binatang politik. Sifat berkelompok pada manusia di dasari pada kepemilikan kemampuan untuk berkomunikasi, mengungkapkan rasa dan kemampuan untuk saling bekerja sama. Selain itu juga adanya kepemilikan nilai pada manusia untuk hidup bersama dalam kelompok, antara lain : nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai kebersamaan , dan nilai berorganisasi.Nilai adalah prinsip-prinsip dasar yang di anggap paling baik, paling bermakna, paling berguna, paling menguntungkan dan paling dapat mendatangkan kebiasaan bagi manusia.
Pengelompokan manusia menjadi berbagai macam bentuk perilaku berkelompok tersebut di sebabkan oleh banyak factor. Menurut Smelser, factor determinan dari perilaku kolektif manusia adalah :
a. Kesesuaian structural yaitu stuktur social masyarakat dapat menjadi factor penunjang atau penghambat munculnya perilaku berkelompok manusia, dalam kenyataannya masyarakat tradisional yang sederhana lebih sulit melahirkan perilaku berkelompok di bandingkan dengan masyarakat modern.
b. Ketegangan structural yaitu pencabutan hak dan kekhawatiran akan hilangnya sesuatu sebagai penyebab timbulnya perilaku berkelompok manusia, perasaan adanya ketidakadilan mendorong banyak orang untuk melakukan tindakan ekstrim, kelas social bawah, kelompok minoritas tertekan, kelompok yang hasil jerih payahnya terancam, serta kelompok social atas yang khawatir akan kehilangan hak-hak istimewanya merupakan manusia yang secara sruktural berkemungkinan melahirkan perilaku kolektif.
c. Kemunculan dan penyebaran suatu pandangan atau ajaran bisa menjadi pemicu munculnya perilaku kolektif manusia.
d. Adanya factor pemercepat, yaitu perilaku ucapan dan gerakan yang menjadi pemicu munculnya perilaku kolektif, contoh desas desus dan issu bisa menjadi alasan pemercepat munculnya perilaku kolektif.
e. Mobilitas tindakan, perilaku kolektif manusia sering di koordinir oleh pemimpin kelompok yang memulai, menyarankan dan mengarahkan suatu kegiatan kolektif manusia.
f. Control social masyarakat, semua perilaku kolektif manusia baik yang meruasak maupun yang membangun pada dasarnya banyak di pengaruhi oleh kinerja dari lembaga control social masyarakat seperti pemimpin, polisi, propaganda dan berbagai lembaga control social lain yang ada dalam masyarakat.
C. INTERAKSI SOSIAL
Interkasi social merupakan hubungan-hubungan social yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok.
Dari pengertian tersebut, dapat di bedakan pola-pola interaksi social dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam wujud sebagai berikut :
a. Interaksi social antar individu
Apabila dua individu bertemu, proses interaksi pun akan di mulai pada saat mereka saling tegur, berjabat tanagn, dan berkomunikasi.
b. Interaksi social antara individu dan kelompok
Wujud interaksi social semacam ini dapat di tunjukan pada contoh seorang guru yang mengadakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada tahap awal guru akan mencoba menguasai kelasnya sehingga proses interaksi social akan berlangsung dan berjalan seimbang antara guru dan kelompok.
c. Interaksi social antar kelompok manusia
Bentuk interaksi semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan suatu kesatuan dan berhubungan dengan individu dalam kelompok lain.
Dari pola-pola interaksi tersebut dapat di simpulkan bahwa interaksi social mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
2. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol-simbol
3. Adanya dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang
4. Adanya tujuan yang akan di capai dari hasil hasil interaksi social tersebut.
D. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL
Menurut Soejono Soekanto, minimal ada empat factor pendorong terjadinya interaksi social dalam masyarakat yaitu Imitasi, Sugesti, Identifikasi, Simpati.
a. Imitasi
Imitasi adalah proses peniruan tingkah laku orang lain untuk di terapkan pada diri seseorang yang meniru proses tersebut. Contoh : orang akan meniru orang lain yang di anggap memiliki daya pesna lebih tinggi dan pantas untuk di tiru, seperti cara berpakaian, bergaul, bertingkah dan berpidato.
b. Sugesti
Sugesti adalah suatu pendapat, saran, pandangan atau sikap yang di erikan seseorang kepada orang lain dan di terima tanpa di sertai daya kritik. Pada umumnya sugesti di peroleh dari hal-hal berikut :
1. Orang yang berwibawa seperti ulama, kyai, dai, orang tua dan pemimpin Negara
2. Orang yang mempunyai kedudukan tinggi, seperti presiden, wakil presiden, panglima TNI, gubernur, bupati dan lain sebagainya.
3. Kelompok selebriti seperti artis film, penyanyi, penari.
4. Iklan di media massa, bak media cetak maupun elektronik.
5. Kelompok mayoritas atau yang berkuasa terhadap kelompok minoritas yang di kuasai.
c. Identifikasi
Identifikasi merupakan suatu kecendrungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi mempunyai sifat lebih mendalam daripada imitasi , karena kepribadian seseorang seseorang dapat terbentuk melalui proses ini.
d. Simpati
Simpati adalah proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dalam proses ini perasaan seseorang memegang peranan sangat penting karena ia merasakan bahwa dirinya seolah-olah berada di keadaan yang di alami orang lain dan merasakan apa yang di lakukan, bahkan yang di derita oleh orang lain.
E. SYARAT-SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
A. Kontak social
Kata kontak berasal dari bahasa latin yaitu con atau cum yang berarti “bersama-sama” , dan kata tango yang berrati“menyentuh”. Dengan demikian kata kontak social berarti bersama-sama menyentuh.
Kontak social di bedakan menjadi 3 bentuk :
1. Antar orang perorang
Proses ini berlangsung dalam kehidupan setiap keluarga, dan di mulai dengan proses sosialisasi yang di lakukan oleh anak-anak kecil yang sedang mempelajari kebiasaan dalam keluarga, norma-norma yang berlaku serta nilai-nilai social yang di anut oleh keluarga tersebut.
2. Antara individu dan suatu kelompok manusia
Proses ini dapat terjadi apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat. Misalnya, suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri denan ideology dan program kerjanya.
3. Antara satu kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lain
Hal ini dapat terjadi antara dua partai politik yang mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik yang lain di dalam suatu pemilu.
Dalam kehidupan sehari-hari , kontak social dapat di lakukan dengan berbagai cara , diantaranya ialah :
1. Kontak social yang di lakukan berdasarkan cara-cara komunikasinya, terdiri atas :
a. Kontak langsung, yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada orang lain, baik melalui tatap muka maupun melalui alat bantu komunikasi. contoh, presiden RI berjabat tangan dengan tamu Negara lain dalam suatu pertemuan.
b. Kontak tidak langsung, yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak lain melalui pihak ketiga. Contohnya, seseorang mengirimkan uang dan berita kepada saudaranya melalui bantuan kantor pos.
2. Kontak social berdasarkan terjadinya proses komunikasi, di bedakan menjadi dua yakni :
a. Kontak primer
Kontak ini terjadi apabila seseorang mengadakan hubungan secara langsung dan bertatap muka, seperti berjabat tangan, saling senyum dan saling menyapa.
b. Kontak sekunder
Merupakan kontak social yang memerlukan suatu perantara . kontak social semacam ini dapat di bedakan menjadi :
· Kontak sekunder langsung, yaitu hubungan yang di lakukan dengan menggunakan bantuan alat-alat komunikasi langsung seperti telepon , telegraf, radio, dan televisi.
· Kontak sekunder tidak langsung, yaitu kontak social yang memerlukan bantuan pihak ketiga, seperti bantuan teman untuk diperkenalkan dengan seseorang
B. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu tafsiran seseorang terhadap perilaku orang yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah, sikap maupun perasaan-perasaan tertentu yang ingin di sampaikan oleh orang yang bersangkutan dan kemudian orang tersebut memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin di sampaikannya.
F. SOSIALISASI
Pengertian sosialisasi menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
1. Bruce I. Cohen
Sosialisasi adalah proses dimana manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakatnya, untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas untuk berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok.
2. Charlotte Buchler
Sosialisasi merupakan proses yang membantu yang dilakukan melalui belajar dan menyesuaikan diri , bagaimana cara hidup dan cara berfikir kelompoknya.
3. Karel I. Veeger
Sosialisasi merupakan proses pada seseorang yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi merupakan proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat . dimana dia menjadi anggotanya.
Dapat di simpulkan dari beberapa pengertian sosialisasi para ahli, sosialisasi adala suatu proses ketika anggota masyarakat yang baru mempelajari nilai-nilai dan norma-norma masyarakat, dimana ia menjadi anggota kelompoknya sehingga seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berprilaku sesuai dengan perilaku yang di harapkan oleh kelompoknya.
G. PERAN NILAI DAN NORMA SOSIAL DALAM PROSES SOSIALISASI
Nilai dan norma social mempunyai kedudukan penting dalam masyarakat. Oleh karena itu , nilai dan norma harus di junjung tinggi, di bina dan di pertahankan sehingga keberadaannya tidak di remehkan dan terancam punah.
Untuk mempertahankan itu, setiap individu dalam masyarakat harus memahani nilai dan norma social tersebut kemudian melaksanakan dan mematuhinya sehingga keteraturan di dalam masyarakat akan terwujud.
Ø CIRI-CIRI NILAI SOSIAL
1. Di pelajari melalui sosialisasi
2. Di sebarkan dari individu yang satu ke individu yang lainnya, yang merupakan warga masyarakat.
3. Merupakan hasil interaksi antar warga masyarakat
4. Mempengaruhi perkembangan diri seseorang
5. Pengaruh dan nilai tersebut berbeda pada setiap anggota masyarakat
6. Berbeda antara kebudayaan yang satu dan kebudayaan yang lain
H. FUNGSI NILAI DAN NORMA SOSIAL
A. FUNGSI NILAI SOSIAL
Nilai social memiliki fungsi, yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai pelindung, dalam hal ini hanya nilai-nilai pokok yang daya pelindungnya sangat besar merupakan nilai social yang berfungsi sebagai pelindung.
2. Sebagai petunjuk arah dan pemersatu yaitu :
a. Memberikan seperangkat alat untuk menetapkan harga social dari suatu kelompok
b. Mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku
c. Merupakan penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya.
d. Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok atau masyarakat
e. Sebagai alat pengontrol perilaku masyarakat
3. Sebagai motivator, nilai social berfungsi mendorong dan menuntun warga untuk berbuat baik , karena nilai social yang luhur telah memunculkan harapan baik dalam diri manusia.
B. FUNGSI NORMA SOSIAL
Norma social memiliki fungsi, yaitu sebagi berikut :
1. Sebagai factor perilaku yang memungkinkan seseorang untuk menentukan lebih dulu bagaimana tindakannya akan di nilai oleh orang lain.
2. Sebagai aturan yang mendorong seseorang atau kelompok untuk mencapai nilai-nilai social
3. Sebagai unsur pengendali dalam hidup masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari terdaoat lima macam norma pokok sebagai berikut :
1. Norma agama, yaitu norma yang berhubungan dengan agama, di dalamnya terdapatpetunjuk hidup yang berasal dari Tuhan bagi umat-Nya, untuk mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2. Norma kelaziman, yaitu aturan yang berhubungan dengan kebiasaan masyarakat yang umumnya di lakukan , karena kebiasaan itu di anggap baik dan sopan.
3. Norma kesusilaan, yaitu berupa perintah yang datang dari hati nurani, merupakan aturan yang berhubungan dengan perbuatan baik dan buruk yang datang dari dalam hati nurani.
4. Norma kesopanan, yaitu norma yang di anggap sebagai tuntunan pergaulan sehari-hari dan merupakan aturan hidup dari pergaulan sehari-hati dan merupakan aturan hidup dari pergaulan sekelompok masyarakat.
5. Norma hukum, yaitu hukum resmi yang berlaku dalam masyarakat pada suatu Negara yang di buat oleh pemerintah.
I. TAHAP-TAHAP DALAM PROSES SOSIALISASI
Proses sosialisasi terjadi melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut :
a. Persiapan
Pada tahap ini anak mulai belajar mengambil peranan orang-orang di sekelilingnya, terutama orang yang paling dekat dalam keluarganya, seperti ayah, ibu, kakak, nenek dan saudara-saudaranya. Tahap ini merupakan tahap yang paling baik bagi orang tua untuk menanamkan norma-norma agama dalam mengisi jiwa anak yang masih balita.
b. Meniru ( play stage )
Pada tahap kedua , anak tidak hanya menegtahui peranan yang harus ia jalani, tetapi juga mengetahui peranan yang harus di jalankan orang lain.
c. Siap bertindak ( game stage )
Pada tahap ini, anak di anggap mampu mengambil peranan yang di jalankan orang lain dalam masyarakat luas. Sebagai contoh, seorang siswa yang juga anggota OSIS mampu memahami peranan yang di jalankan oleh pengurus OSIS.
d. Menerima norma ( Generalized other )
Pada tahap keempat ini, seorang anak telah siap menjalankan peranan sebagai manusia seutuhnya. Ia mulai memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya. Apabila ai berhasil dengan baik , ia akan mendapatkan pujian dari masyarakat. Sebaliknya, apabila ia gagal, ia harus siap mendapat sanksi dari masyarakat.
Ada tiga proses penting dari sosialosasi dalam membentuk suatu perilaku yaitu sebagai berikut :
a. Dalam proses sosialosasi itu sseorang mendapatkan bayangan dirinya, bayangan diiri ini timbul setelah memperhatikan pandangan, penilaian dan perilaku orang lain terhadap dirinya.
b. Proses sosialosasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang yang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa yang harus di lakukan agar dapat memperoleh pujian dan rasa cinta dari orang lain.
c. Proses sosialosasi pada akhirnya membnetuk kedirian manusia itu dengan jalan membangun suatu ego. Ego secara umum dapat di katakan sebagai fungsi pengontrol yang integrative dalam kedirian seseorang. Ego dapat dikatakan dengan hati nurani.
J. JENIS SOSIALISASI
Sosialosasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Robert M.Z. Lawang menggolongkan proses sosialisasi menjadi dua macam, yaitu :
a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer merupakan proses sosialisasi yang terjadi pada tahap awal dalam lingkungan keluarga yang di alami seorang individu sejak kecil saat ia mulai berkenalan dengan masyarakat.
Proses sosialisasi ini terjadi ketika seorang anak berusia sekitar 0-4 tahun. Peranan keluarga dalam sosialosasi ini sanagtlah penting. Orang tua harus mampu memberikan bimbingan dan arahan agar kelak dapat menyesuaikan diri dalam kelompoknya, baik dalam keluarga , sekolah maupun masyarakat.
b. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah Sosialisasi tahap kedua yang terjadi di luar lingkungan keluarga , dimana individu yang sudah di Sosialisasikan di perkenalkan ke dalam sector baru. Dengan kata lain, Sosialisasi sekunder merupakan proses Sosialisasi yang terjadi setelah Sosialisasi primer dan berlangsung hingga akhir hayatnya.
K. TIPE-TIPE SOSIALISASI
a. Sosialisasi formal
Sosialisasi ini berlangsung melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam Negara seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
b. Sosialisasi informal
Sosialisasi ini berlangsung melalui interaksi secara informal atau bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, dan kelompok social lain yang ada di masyarakat.
L. MEDIA ( AGEN ) SOSIALISASI
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi seseorang dalam mengalami proses Sosialisasi. Dalam keluarga, sejak kecil seseorang di ajarkan dasar-dasar pola pergaulan yang baik. Dengan begitu, anak pun menjadi tau dan memahami bagaimana ia harus berperilaku di tengah-tengah masyarakat.
b. Sekolah
Proses Sosialisasi di sekolah di mulai ketika anak berusia 5-6 tahun. Dalam hal ini, sekolah mengajarkan pengetahuan dan keterampilan untuk mempengaruhi perkembangan intelektual dan mengajarkan tata tertib pada anak.
c. Media massa
Media masaa merupakan media komunikasi yang dapat mengjangkau sejumlah besar orang. Media masaa juga merupakan media sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku masyarakatnya, tang terdiri atas media cetak dan media elektronik. Media massa juga mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, terutama dengan pesatnya perkembangan teknologi.
d. Teman sepermainan
Teman sepermainan merupakan teman yang biasanya memiliki unsure yang sebaya denganmu, mungkin mereka teman sekolah atau tetangga dekat rumah.
M. TUJUAN POKOK SOSIALISASI
Dengan Sosialisasi setiap individu diharapkan dapat :
1. Menyesuaikan perilaku yang di harapkan dan di anggap baik masyarakat.
2. Mengenal dirinya dan mengembangkan segala kemampuan dengan lingkungan sosialnya.
3. Mampu menjadi anggota masyarakat yang baik sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakat.
4. Memperoleh konsep tentang dirinya.
5. Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai kepercyaan poko yang ada di masyarakat.
6. Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organic.
N. KEPRIBADIAN
Pengertian kepribadian menurut para ahli sangat beragam, tergantung dari sisi para ahli memandang. Istilah kepribadian, ada yang memaknai sebagai keterampilan atau kecakapan social yang baik. Kepribadian individu di nilai berdasarkan kemampuan memperoleh reaksi-reaksi positif dari berbagai orang dalam berbagai keadaan .
Kepribadian juga di artikan sebagai sifat hakiki seseorang yang tercermin pada sikap dan perilakunya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Sumadi Suryabrata mendefinisikan kepribadian sebagai suatu kebulatan yang terdiir aspek-aspek jasmaniah dan rohaniah, bersifat dinamik dalam hubungannya dengan lingkungan, khas, berbeda dengan orang-orang lain, dan berkembang di pengaruhi oleh factor-faktor yang berasal dari dalam dan luar diri. Allport member pengertian kepribadian dengan menyebutkan sebagai definisi bio-sosial dan definisi bio-fisik , secara utuh.
Dengan demikian dapat disimpulkan, kepribadian merupakan sesuatu yang member tata-tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang di lakukan oleh individu.
Dasar pokok perilaku manusia adalah fakto-faktor biologis dan fsikologis. Factor biologis dapat mempengaruhi kepribadian secara langsung, misalnya seorang yang mempunyai badan yang lemah cenderung mempunyai sifat rendah diri yang tinggi. Begitu juga sebaliknya.
Beberapa factor biologis yang mempengaruhi kepribadian manusia adalah system saraf, watak, seksual, proses pendewasaan, dan juga kelainan biologis. Sedangkan factor psikologis yang dapat mempengaruhi kepribadian manusia adalh unsure temperamen, kemampuan belajar, perasaan, keterampilan, keinginan dan lain sebagainya.
O. UNSUR-UNSUR KEPRIBADIAN
Pembentukan kepribadian merupakan suatu proses dalam hidup bermasyarakat . kepribadian terdiri atas tiga unsure pembentuknya, yaitu sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Merupakan unsure-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar dan secara nyata terkandung di dalam otaknya. Unsure pengetahuan seorang individu yang sadar meliputi seluruh penggambaran, persepsi, pengamatan, konsep dan fantasi.
b. Perasaan
Adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang di nilai sebagai keadaan positif atau negative akibat pengaruh dari pengetahuannya.
c. Dorongan naluri
Ada tujuh macam dorongan naluri yaitu sebagai berikut :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup
b. Dorongan sense atau perasaan manusia
c. Dorongan untuk berusaha dalam mencari makan
d. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia
e. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya
f. Dorongan dalm mewujudkan atau menciptakan keindahan
g. Dorongan untuk berbakti
P. FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI DASAR KEPRIBADIAN
Dengan proses sosialisasi, individu berkembambang menjadi suatu pribadi. Pribadi tersebut merupakan kesatuan integral dari sifat-sifat individu yang berkembang melalui proses sosialisasi.
menurut F.G robins ada lima factor yang menjadi dasar terbentuk kepribadian ,
a. Sifat dasar
Merupakan keseluruhan poensi-potensi yang di warisi oleh seseorang ayah maupun ibu, sifat dasar tersebut di peroleh pada saat konsepsi.
b. Lingkungan prenatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini, individu mendapatkan pengaruh-pengaruh tidak langsung dari ibu. Pengaruh-pengaruh itu antara lain :,
a. Struktur tubuh ibu merupakan kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan bayi dalam kandungan
b. Beberpa jenis penyakit seperti diabetes, kanker, secara tidak lngsung berpengaruh tehadap perkembangan mental, penglihatan, dan pendengaran si bayi.
c. Gangguan pada kelenjar endokrin, kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran untuk mengalirkan hasil sekresinya. Gangguan ini dapat mengakibatkan ketrbelakangan perkembanagn anak.
d. Shock pada saat melahirkan dapat mempengaruhi keadaan pada anak. Hal ini mengakibatkan kelainan pada si anak.
c. Perbedaan perorangan atau perbedaan individu
Perbedaan ini meliputi perbedaan-perbedaan cirri fisik, seperti warna mata, warna kulit, warna rambut, bentuk badan, ciri-ciri peroranagn dan social.
d. Lingkungan
Merupakan segala kondisi di sekeliling individu yang mempengaruhi proses sosialisasi. Lingkungan dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
1. Lingkungan alam, Lingkungan alam merupakan keadaan flora dan fauna serta iklim di sekitar individu.
2. Lingkungan kebudayaan, Merupakan cara hidup masyarakat tempat individu itu hidup. Kebudayaan itu mempunyai aspek material, dan aspek nonmaterial.
3. Manusia lain dan masyarakat, Pengaruh manusia lain dan masyarakat dapat mendorong atau justru membatasi proses sosialisasi.
e. Motivasi
Merupakan kekuatan dari dalam individu yang mendorong indvidu tersebut untuk berbuat sesuatu. Dorongan adalah ketidakseimbangan dalam diri individu.
Q. FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
Empat factor penting yang menentukan kepribadian, yaitu sebagai berikut :
1. Warisan biologis
Sifat-sifat biologis manusia yang bersifat warisan memberikan andil besar pada tahap pertama perkembangan kepribadian sesorang.
2. Lingkungan alam
Factor ini turut pula menentukan corak kepribadian seseorang, hal ini dikarenakan lingkungan menetukan tingkat kebutuhan yang harus di capai untuk memenuhi kebutuhan pokok dan mempertahankan hidup.
3. Lingkungan kebudayaan
Lingkungan kebudayaan seseorang turut juga mempengaruhi pola pembentukan kepribadian seseorang. Untuk dapat hidup dan bergaul dengan baik dalam satu kebudayaan tertentu, semua masyarakat mengembangkan tipe kepribadian tertentu yang selaras dengan kebudayaan mereka.
4. Lingkungan social
Perkembangan kepribadian manusia sebagian besar merupakan produk yang di peroleh dalam suatu kelompok. Nilai, norma dan kepercayaan yang ada dalam suatu kelompok juga membantu terbentuknya kepribadian.
R. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Berikut ini adalah pola hubungan interaksi social yang bersifat assosiatif.
a. Kerja sama
Adalah bergabungnya orang-perorangan atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Charles H.Cooley, kerja sama akan terjadi jika orang menyadari bahwa mereka mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingannya yang sama melalui kerja sama, kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi. Dapat disimpulkan kerja sama terjadi karena di dorong oleh factor-faktor sebagai berikut :
1. Adanya kesamaan rencana dan tujuan di antara individu
2. Adanya pengertian tentang perlunya kerja sama
3. Adanya kemampuan untuk menciptakan rencana dan melaksanakannya
4. Adanya pengetahuan yang cukup dan pengendalian diri yang memadai
5. Terdapat rencana yang baik, sistematis, dan mempunyai arah serta tujuan
6. Terciptanya suasana yang menyenangkan di antara pelaku keja sama.
Berdasarkan pelaksanaa, bentuk kerja sama dapat dibedakan menjadi lima yaitu sebagai berikut :
1. Bargaining, merupakan bentuk pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih. Contoh, bargaining antara Indonesia, Jepang, dan korea selatan dalam pertukaran komoditas bahan baku industry dengan hasil-hasil produksi dua Negara tersebut.
2. Kooptasi, merupakan suatu proses penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
3. Koalisi, merupakan kombinasi antara dua organisasi yang mempunyai tujuan yang sama. Keadaan yang tidak stabil dapat di hasilkan koalisi untuk sementara waktu. Hal ini di sebabkan karena dua buah organisasi atau lebih kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dan yang lainnya.
4. Joint venture, meruapakan kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu dengan system bagi hasil.
5. Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong. Gootng royong merupakan bentuk kerja sama tradisional pada masyarakat Indonesia pada umumnya.
b. Akomodasi
Menurut Kinball Young dan Raymond W.Mack, istilah akomodasi di gunakan dalam dua pengertian, yaitu sebagai berikut :
1. Menunjuk pada suatu keadaan, yaitu suatu usaha menciptakan keseimbanagn dalam interaksi antara individu maupun antara kelompok manusia yang berkaitan dengan pelaksanaan norma social dan nilai social yang berlaku di dalam masyarakat.
2. Menunjuk pada suatu proses, yaitu suatu usaha manusia untuk meredakan suatu pertentanagn agar tercapai kestabilan kembali. Akomodasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang di hadapinya yaitu :
1. Untuk mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau sekelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu
3. Untuk menciptakan kerja sama di antara kelompok social yang hidupnay terpisah akibat perbedaan factor kebudayaan dan social psikologis
4. Mengusahakan pelebaran di antara kelompok-kelompok yang terpisah.
Sebagai suatu proses, akomodasi mempunyai beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut :
1. Coercion, merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya di laksanakan karena adanya paksaan. Dalam coercion, salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila di bandingkan dengan pihak yang lain.
2. Kompromi, dalam kompromi masing-masing pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian bersama, terhadap perselisihan yang ada.
3. Arbitrase, merupakn cara untuk mencapai kompromi dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang di pilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang kedudukannya lebih tinggi daripada pihak-pihak yang bertikai.
4. Mediasi, merupakan suatu cara menyelesaikan konflik menyerupai aebritase dengan jalan, meminta bantuan pihak ketiga yang netral dan bertindak sebagai penasihat tanpa mempunyai wewenang untuk memberikan keputusan,
5. Konsiliasi, merupakan suatu usaha mempertemukan keinginan – keinginan pihak yang bertikai untuk mencapai persetujuan bersama. Bentuk konsiliasi ini lebih lunak dibandingkan coercion karena membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengadakan asimilasi atau penyesuaian.
6. Toleransi, merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal dalam wujud saling menghargai, saling menghormati, dan tidak saling curiga. Toleransi kadang-kadang timbul secara tidak sengaja, ini di sebabkan karena adanya watak orang-peroranagn atau kelompok manusia untuk menghindarkan diri dari perselisihan.
7. Stalemate, bentuk akomodasi dimana masing-masing pihak yang terlibat konflik karena kekuatannya seimbang, kemudian terhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan pertentangan.
8. Ajudikasi, merupakan suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan. Contoh, penyelesaian konflik kepemilikan pulai Ligitan dan Sipadan antara Malasya dan Indonesia yang di menangkan oleh malasya melalui mahkamah internasional.
c. Asimilasi
Merupakan suatu proses social yang di tandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan yang terdapat di anatara individu atau kelompok dan usaha untuk mempertinggi kesatuan tidak , sikap, serta proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat ,asimilasi akan terjadi apabila terdapat :
1. Kelompok manusia yang berbeda kebudayaan
2. Pergaulan yang berlagsung secara intensif dan dalam jangka waktu yang panjang di antara kelompok-kelompok masyarakat.
3. Kebudayaan dari masing-masing kelompok masyarakat yang bertemu kemudian mengalami perubahan dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimilasi dapat terhambat karena factor-faktor sebagai berikut :
1. Terisolirnya kehidupan suatu golongan tertentu, misalnya golongan minoritas
2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang sedang dihadapi
3. Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang sedang di hadapi. Perasaan ini timbul karena sering timbul prasangka-prasangka terhadap kebudayaan lain.
4. Munculnya sikap etnosentris, yaitu perasaan bahwa kebudayaan kelompoknyansendiri di anggap lebih unggul daripada kebudayaan golongan lain.
5. Perbedaan warna kulit dan ciri-ciri fisik yang mencolok sifatnya.
6. Adanya perasaan yang tertanam kuat bahwa seseorang terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompoknya sendiri
7. Apabila golongan minoritas mengalami gangguan dari golongan yang berkuasa yang menyebabkan timbulnya kebencian dari golongan minoritas terhadap golongan mayoritas walaupun sebelumnya proses asimilasi antara mereka sudah terjalin.
d. Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsure-unsur kebudayaan asing , sehingga unsure-unsur kebudayaan asing itu lambat laun di terima dan di olah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL YANG MENGHAMBAT TERCIPTANYA LEMBAGA, KELOMPOK, DAN ORGANISASI KELOMPOK.
a. Persaingan ( kompetisi ), merupakan suatu proses social yang di tandai dengan adanya persaingan antar individu maupun kelompok dalam mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka tanpa menggunakan ancaman dan kekerasan.
Persaingan di hasilkan dalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut :
1. Persaingan di bidang ekonomi, biasanya timbul ketika jumlah persediaan yang terbatas tdak seimbang dengan jumlah konsumen yang besar.
2. Persaingan untuk memperoleh kedudukan dan peranan, persaingan ini timbul karena adanya keinginan-keinginan dari tiap-tiap orang untuk mempunyai kedudukan dan peranan yang lebih tinggi dari kedudukan dan peranan yang di milikinya sekarang
3. Persaingan kebudayaan, keagamaan, pendidikan dan lembaga kemasyarakatan.
4. Persaingan ras yang terjadi karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh dan corak rambut.
Persaingan pun mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Menyalurkan keinginan individu dan kelompok yang bersifat kompetitif.
2. Merupakan alat untuk mengadakan seleksi berdasarkan nkeahlian dan kemampuan seseorang untk mendudukannya pada kedudukan dan peranan tertentu
3. Sebagai alat untuk menyaring golongan fungisional sehingga tercipta pembagian kerja yang efektif.
4. Menyalurkan keinginan, kepentingan individu atau kelompok serta nilai-nilai dengan baik
Dengan demikian , persaingan akan menghasilkan :
1. Perubahan kepribadian seseorang, persaingan dapat memperluas pandanagn pengertian dan pengertahuannya.
2. Terciptanya solidaritas kelompok, persaingan yang jujur akan menciptakan solidaritas dalam kelompok, dimana masing-masing individu akan menyesuaikan diri dengan individu lainnya dalam satu kelompok diri sehingga tercapai keserasian.
3. Terjadinya disorganisasi, persainagn seringkali menyebabkan perubahan-perubahan dalam masyarakat.
b. Kontravensi, merupakan suatu bentuk proses social yang berada di antara persaingan dan persaingan dan pertikaian serta di tandai dengan adnya gejala-gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang .
Kontravensi adalah suatu sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsure-unsur kebudayaan golongan tertentu.
Kontravensi dibagi dalam tiga tipe, yaitu sebagai berikut :
1. Kontravensi antarmasyarakat
2. Antagonis keagamaan
3. Kontravensi inetelektual antara yang berlatar belakang pendidikan tinggi dan pendidikan rendah .
c. Pertentangan , merupakan suatu proses social yang di lakukan oleh seorang individu ,maupun kelompok yang beruasaha mencapai tujuan tertentu dengan cara menantang pihak lawan melalui ancaman maupun kekerasan.
Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya pertentangan adalah sebagai berikut :
1. Adanya perbedaan pendirian dan perasaan di antara individu
2. Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian seseorang
3. Perbedaan kepentingan antarindividu maupun kelompok di bidang ekonomi, social, dan politik.
4. Akibat perubahan social yang berlangsung dengan cepat yang akan mengubah nilai masyarakat yang ada dalam masyarakat
Pertentangan terdiri dari beberapa bentuk yaitu :
1. Pertentangan pribadi
2. Pertentangan rasial, misalnya antara kulit hitam dan kulit putih
3. Pertentanagn politik, misalnya antara dua Negara yang berdaulat
4. Pertentangan antarkelas social , misalnya antara pengusaha dan buruh
5. Pertentangan yang bersifat internasional
Akibat-akibat dari terjadinya pertentangan adalah sebagai berikut :
1. Bertambahnya solidaritas kelompok
2. Terjadinya perubahan kepribadian seseorang
3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia, terutama jika pertentangan berbuntut pada peperangan
4. Goyah dan retaknya persatuan kelompok .
Bentuk interaksi social berdasarkan di lingkungan sekitar adalah :
1. Interaksi primer, merupakan interaksi yang dilakukan secara langsung dengan bertatp muka seperti berjabat tangan , dan saling menyapa.
2. Interaksi sekunder, merupakan interaksi social yang di laksanakan dengan bantuan perantara. Interaksi social di bedakan menjadi 2 yaitu :
a. Sekunder langsung, adalah hubungan yang di lakukan dengan menggunakan bantuan alat-alat komunikasi langsung seperti telepon ,radio dan televise
b. Sekunder tak langsung, yaitu interaksi social yang memerlukan bantuan pihak ketiga, seperti bantuan teman untuk di perkenalkan dengan seseorang .